RAMUAN Penyembuh Covid-19 dari Suku DAYAK (Rural Life of Dayak)

 

SEJARAH COVID 19 DI INDONESIA

Pandemi Covid-19 di Indonesia merupakan bagian dari pandemi penyakit koronavirus 2019 (Covid-19) yang sedang berlangsung di seluruh dunia. Penyakit ini disebabkan oleh koronavirus sindrom pernapasan akut berat 2 (SARS-CoV-2). Kasus positif Covid-19 di Indonesia pertama kali dideteksi pada tanggal 2 Maret 2020, ketika dua orang terkonfirmasi tertular dari seorang warga negara Jepang.[3][4] Pada tanggal 9 April, pandemi sudah menyebar ke 34 provinsi dengan DKI JakartaJawa Barat dan Jawa Tengah sebagai provinsi paling terpapar SARS-CoV-2 di Indonesia.

Sampai tanggal 16 Agustus 2021, Indonesia telah melaporkan 3.871.738 kasus positif menempati peringkat pertama terbanyak di Asia Tenggara. Dalam hal angka kematian, Indonesia menempati peringkat ketiga terbanyak di Asia dengan 118.833 kematian.[5] Namun, angka kematian diperkirakan jauh lebih tinggi dari data yang dilaporkan lantaran tidak dihitungnya kasus kematian dengan gejala Covid-19 akut yang belum dikonfirmasi atau dites.[6][7] Sementara itu, diumumkan 3.381.884 orang telah sembuh, menyisakan 371.021 kasus yang sedang dirawat.[1] Pemerintah Indonesia telah menguji 19.890.644 orang dari total 269 juta penduduk, yang berarti hanya sekitar 73.777 orang per satu juta penduduk.[8]

Sebagai tanggapan terhadap pandemi, beberapa wilayah telah memberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) pada tahun 2020. Kebijakan ini diganti dengan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) pada tahun 2021. Pada 13 Januari 2021, Presiden Joko Widodo menerima vaksin Covid-19 di Istana Negara, sekaligus menandai mulainya program vaksinasi Covid-19 di Indonesia.

Pada 14 Maret, Pemerintah Indonesia menyatakan pandemi koronavirus sebagai bencana nasional. Pada 15 Maret, Joko Widodo meminta semua orang Indonesia untuk mempraktikkan menjaga jarak sosial demi memperlambat penyebaran Covid-19 di Indonesia.
Saat ini perusahaan-perusahaan bioteknologi dan farmasi sedang berlomba untuk memproduksi sebuah vaksin yang dibuat khusus untuk Covid-19. Di Indonesia, vaksin dipasok oleh perusahaan multinasional yaitu Sinovac dan Sinopharm (Tiongkok),Pfizer/BioNTech (kerjasama Amerika Serikat-Jerman), AstraZeneca (Inggris), dan Moderna (Amerika Serikat). Vaksin yang telah menjalani uji klinis di Indonesia adalah vaksin Sinovac, diperdagangkan dengan merek CoronaVac, dibuat dari virus SARS-CoV-2 yang dilemahkan.

Kesimpulannya : 

“Sampai saat ini Indonesia belum mampu membuat vaksin atau obat virus covid 19 sehingga semua dipasok dari negara luar..?”

TIPS DARI KULTUR DAYAK :

Mencermati perkembangan sudah sejak satu setengah tahun Pandemi Virus Covid 19 ini di Indonesia, dalam kesempatan ini “kulturdayak” memberikan tips resep pengobatan tradisional dari suku dayak ngaju-oot danum kepada saudara saya 405 suku dayak di borneo-kalimantan, saudara se-nusantara maupun saudara sesama di seluruh dunia saat ini.

Sebenarnya “kulturdayak” sudah dari sejak awal sudah berjalan, bertanya kepada para tetuha dalam mencari cara terbaik untuk mengatasi virus ini karena cepat atau lambat akan sampai juga, oiya saya dari daerah Kabupaten Gunung Mas, Provinsi Kalimantan Tengah. Rupanya hal tersebut menjadi kenyataan, ternyata 1-2 bulan yang telah lalu beberapa keluarga dan kerabat terdekat “kulturdayak” telah terpapar dan positif covid 19, walaupun Alhamdulillah, sekarang sudah SEMBUH semuanya. Tentu saja dengan Ramuan dibawah ini.

Berangkat dari hal tersebut, “kulturdayak” memberanikan diri berbagi kepada saudara-saudara dan sesama, bukan mengajari namun sekedar berbagi tahu. Mudah-mudahan cocok dan membantu mempercepat penyembuhan maupun bekal saudara semuanya menambah kekebalan terhadap penyakit menular ini.

1. Ramuan Pertama :


   Buah Lampahung, Lampesu, Kalampesu atau Limpasu (Baccaurea Lanceolata) adalah tumbuhan asli Borneo-Kalimantan. Secara Tradisional digunakan sebagai obat demam, meriang dan bahan kecantikan, namun pengalaman leluhur dari nenek admin, bahwa ketika beberapa wabah seperti ini juga yaitu wabah kolera dan cacar air (bahasa Dayak kalera/benes dan parapujung/paripit) dulu obatnya adalah buah Lampahung atau Lampesu ini juga, kemudian sering-sering makan sesuatu yang masam, sebagai rujak, sambal atau pencokan untuk memancing selera makan seseorang, sekaligus untuk membunuh virus tersebut. Setelah itu 2 jam kemudian baru makan obat seperti biasanya. Untuk takarannya secukupnya saja, asal kuat dimakan, itu saja. Bisa buat Jus atau sejenisnya terserah saudara sedangkan daunnya dipakai sebagai bahan mandi dan timung.

 

2. Ramuan Kedua

Uru Handalai (Bahasa Dayak Ngaju-Oot Danum) atau Meniran Hijau (Phyllantus niruri L). Digunakan seluruh bagian tumbuhan seperti akar, batang dan daun. Takaran secukupnya, direbus, airnya diminum 3 kali sehari.

3. Ramuan Ketiga


Daun Sungkai (Peronema canescens) adalah tumbuhan asli Borneo-Kalimantan. Dari leluhur suku dayak sudah digunakan untuk mengobati penyakit demam terutama akibat virus. Daun yang diambil adalah daun yang muda, diambil secukupnya, direbus, airnya diminumkan kepada yang sakit dan untuk menjaga kesehatan bagi yang belum terdampak. Anda boleh juga mencampur ramuan ini kalau ada Rebusan Bajakah Bahenda atau Akar Kuning (Arcangelisia Flava Merr) dan Daun Ruas atau Daun Salam (Syzygium Polyanthum) sebagai rempah mandi si sakit dan timung. Tapi kalau gak ada, cukup daun sungkai muda saja.

 

4. Katimbun, Timung atau Batimung (Mandi Uap Tradisional)

Untuk Resep Pamungkas menghilangkan segala jenis penyakit apa saja, Leluhur Suku Dayak telah membuat cara untuk menghilangkan penyakit dari tubuh si sakit yaitu dikenal dengan nama Katimbun atau Timung atau Batimung. Cara ini sebenarnya bukan hanya mengeluarkan penyakit tapi juga agar mengharumkan tubuh seseorang, sampai sekarang masih dijalankan apabila pengantin wanita dan pria sebelum disandingkan dalam perkawinan terlebih dahulu biasanya ada Acara Batimung dulu.

 

5. Mandi dengan Rempah Tradisional Dayak

Untuk Saudara yang sudah baikan dan rasanya bisa sudah untuk mandi, untuk mempercepat kesembuhan maka dianjurkan untuk mandi dengan rebusan rempah tradisional kami ini yaitu terdiri dari daun nangka balanda (daun sirsak), daun mangkudu (daun mengkudu), daun langkuas (daun lengkuas), daun limau nipis (daun jeruk nipis) dan batang sarai (batang serai), itu sudah cukup. Tapi kalau ada uru handalai (daun meniran hijau), daun bajakah bahenda (daun akar kuning), daun lai bahadang (daun jahe merah) dan daun ruas (daun salam) itu akan lebih baik. Caranya seluruh rempah direbus, airnya dicampur dengan air dingin sehingga hangat-hangat kemudian digunakan untuk mandi si sakit.

 

6. Pengambilan Tumbuhan Obat (Secara Spiritual Kebatinan).

Virus Covid 19 menurut hasil penyelidikan “kulturdayak” dengan para tetuha adat, hasilnya sangat mencengangkan yaitu bahwa penyakit ini bukan sekedar penyakit medis biasa, ada kekuatan kegelapan yang menyertainya, alasannya ada gabungan 3 ciri dalam penyakit ini dalam tradisional dayak yang semacam atau semirip yaitu gabungan ciri terkena pulih/racun dan karungkup (stroke) dan terkena sipet taluh (angin duduk). Secara medis mengalami gagal napas dan pecahnya pembuluh darah, dan juga Covid 19 ini adalah akibat perubahan iklim yang ekstrim. Ok, Mungkin akan penulis tuturkan dalam kesempatan lain di konten yang khusus untuk membahas tentang ini. Baik. Lanjut.


Video Ramuan Obat Atasi Covid 19 Bagi Orang Dayak


Pengambilan Ramuan Tradisional ini boleh mengikuti cara Tradisional Dayak boleh juga sesuai kepercayaan masing-masing. Untuk cara Tradisional Dayak, ketika mengambil Tumbuhan Obat, sebaiknya dilakukan pada hari Jumaat menjelang siang menghadapi matahari terbenam, tapi kalau tidak bisa boleh hari lain utamakan pada hari lahirnya si sakit. Membawa paku, jarum atau besi lainnya dan garam secukupnya. Tidak boleh diambil ketika bayangan kita (sukma) ada pada tumbuhan tersebut, filosofi nya, bayangan hitam saudara kita (sukma kita) akibat cahaya matahari itu di belakang kita bukan tertindih atau tertutup tumbuhan obat yang akan diambil. Lalu tepuk 3 kali tumbuhan tersebut, salam dan minta ijin kepada nabi kayu untuk menggunakan tumbuhan tersebut menyembuhkan si sakit atau sesuai keperluan. Disini yang dominan adalah Kepercayaan Saudara sendiri, jadi inilah saat Doa dipanjatkan kepada Yang Maha Agung agar menyertai pekerjaan kita tersebut.

Ok. Selanjutnya untuk paku atau jenis unsur besi itu adalah filosofinya adalah pegangan kekuatan batin bagi sukma pengambil ramuan obat dan bagi si sakit, dan terakhir garam adalah semua penyakit akan kembali ke tasik (laut) terbawa garam atau uyah ini dan akan tawar semuanya. Lalu tumbuhan tersebut baik akar, batang atau daunnya diambil atau dipetik saudara.

 

7. Untuk Tata Cara Mandi Si Sakit (Secara Spiritual-Kebatinan).

Untuk Saudara Saya Sesama 405 Suku Borneo-Kalimantan, saya percaya tidak akan asing lagi ketika mengeluarkan penyakit dari tubuh si sakit pasti mengetahui Japa Mantra atau Doa sebelum dimandikan atau si sakit sendiri yang mandikan dirinya sendiri. Yang umum misalnya seperti “Tawar Seribu”, itu sudah cukup. Tapi bagi saudara-saudara saya yang belum tahu, Berdoalah sesuai dengan agama dan kepercayaan saudara.

Intinya disini “kulturdayak” menganjurkan untuk berusaha secara “Lahir dan Batin”. Mudah-Mudahan Bermanfaat dan Semoga Pandemi Covid 19 ini segera berakhir. Amin. 

(Tabe kulturdayak).

Sebagian sumber literatur : https://id.wikipedia.org/wiki/Pandemi_Covid-19_di_Indonesia

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sekilas tentang Seni Beladiri Pencak Silat Dayak Ngaju-Oot Danum di Pulau Borneo-Kalimantan

Dokumentasi Suku Dayak Ngaju dan Ot Danum Abad 18-19 M

Tumbuhan Obat Suku Dayak Borneo Kalimantan