Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2021

Selamat Jalan Prajurit Dayak – Penerjun Payung Pertama Indonesia - Pelaku Sejarah Indonesia (Salah Satu Sesepuh Kopaskhas TNI-AU)

Gambar
  Dialah Imanuel Nuhan (93), anggota Pasukan Terjun Payung dari Tewah Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah. Salah satu saksi hidup sekaligus pelaku sejarah di Indonesia. Ketika Video Tulisan ini di uppload ke Youtube : Juga secara lebih jelas teman-teman bisa juga nonton link :https://www.youtube.com/watch?v=uNATrjip1ZE Baik kita lanjut kisah kita : Mungkin tak banyak lagi yang mengenal sosoknya, tetapi siapa yang mengira bahwa ia adalah salah satu dari 13 orang penerjun payung pertama di Tanah Air. Imanuel bersama 12 rekannya tercatat sebagai Penerjun Pertama Indonesia, yang sukses melakukan aksinya pada tanggal 17 Oktober 1947 silam, di Desa Sambi, Kecamatan Arut Utara, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah. Dalam "Tjilik Riwut Berkisah Aksi Kalimantan pada Tugas Operasional Militer Pertama Pasukan Payung Angkatan Udara Republik Indonesia" yang ditulis Nila Riwut, inisiatif penerjunan pertama disebutkan datang dari Gubernur pertama Kalimantan, Gusti Moham

Legenda Suku Dayak Ngaju-Oot Danum tentang Perahu, Jukung atau Banama

Gambar
       Seperti ragam budaya dan kepercayaan ras maupun suku di penjuru dunia ini. Suku Dayak di Pulau Borneo-Kalimantan yaitu Suku Dayak Ngaju-Oot Danum, memiliki keunikan terpisah dalam Tungau atau Mitos dari Perahu, Jukung atau Banama dalam Dayak Kuno (Bahasa Sangiang), hal ini mungkin saja sangat menarik bagi generasi kini untuk mendalaminya.       Menurut Legenda Penciptaan Batang Garing, dituturkan bahwa pada suatu waktu Penguasa Alam Atas bernama Ranying Mahatara Langit bersama Jata Balawang Bulau, Penguasa Alam Bawah, sepakat untuk menciptakan dunia, dengan diawali Penciptaan Batang Garing. Batang, dahan, tangkai, daun, buah-buahan. Batang Garing ini semuanya terdiri dari berbagai jenis logam dan batu mulia. Jata kemudian melepaskan Burung Tingang Betina (Enggang Betina) dari sangkar emasnya. Burung itu kemudian terbang, lalu hinggap dan menikmati buah-buahan Batang Garing. Bersama dengan itu Mahatara pemilihan Keris Emasnya, lalu menjelma menjadi Enggang Jantan yang disebut T