Cara Kebatinan DAYAK Hadapi Covid 19
Assalamualaikum Wr.Wb, Syalom, Om Swastiastu, Adil Ka' Talino Bacuramin Ka' Suraga Basengat Ka' Jubata, Rahayu...
Dengan kerendahan hati "kulturdayak" mengulas sedikit tentang salah satu Cara dari sisi Spiritual dan Kebatinan dalam menghadapi Pandemi Covid 19 yang dihadapi dunia 1,5 tahun belakangan ini, bila dipandang dari budaya Suku Dayak Ngaju-Oot Danum.
Baik Saudaraku, uraiannya seperti berikut :
Dalam Ajaran Leluhur Suku
Dayak
Ngaju-Oot Danum Borneo Kalimantan secara lisan
turun temurun dituturkan bahwa dalam alam ini ada Tujuh Malaikat yang
mendapat Kuasa dari Tuhan Yang Maha Agung. Ketujuh Malaikat itu adalah
Raja Uju Hakanduang (Tujuh Orang Raja
Bersaudara) yang ditugaskan menemani sang bayi mulai dari
pembentukan hingga usia kandungan tujuh bulan. Angka 7 (tujuh) bagi orang
Dayak dari Suku Dayak Ngaju-Oot Danum di Borneo
Kalimantan sangat
menentukan kesempurnaan segala sesuatu. Bagi calon bayi, angka tersebut adalah
pencapaian kesempurnaan sudah lengkap struktur tubuhnya. Pada usia itu Raja Uju
Hakanduang mengisi kelengkapan
tubuh bayi sehingga mulai berfungsi sampai Si Jabang Bayi
diberi Nama, menjalani hidup di dunia (Lewu Injam Tingang) sampai kematiannya
ke Lewu Tatau Habaras Bulau.
Dalam hubungan dengan proses pembentukan Si Bayi atau Anak Manusia ini maka pengetahuan tentang Ketujuh Raja Uju Hakanduang ini wajib diketahui bagi orang Dayak karena sangat-sangat erat kaitannya bagi aspek kehidupan bayi tersebut mengarungi hidupnya di dunia. Salah satu hal yang penting yaitu bahwa Raja Uju Hakanduang memiliki pencitraan dalam jiwa dan raga si bayi seperti sebagai berikut : Raja Panimbang Darah untuk sel darah (terutama darah putih), Raja Putir Selung Tamanang untuk isi Paru Paru, Raja Garing Hatungku Apang Sangumang untuk isi Otak (Kecerdasan), Raja Pamise Andau untuk isi Jantung (Nafas), Raja Angking Penyang untuk Wibawa (Pengaruh), Raja Panuntung Untung untuk Nasib (Rejeki), (Point Perlindungan KESATU).
Setelah itu, pemahaman bahwa si bayi atau anak manusia tersebut lahir bersama dengan 4 roh saudara kembarnya yang gaib (pahari
epat) yaitu roh tabuni, roh puser, roh tubaniah dan roh darah yang akan mengawalnya sampai akhir hayatnya dan dipercaya orang Dayak selalu
Melindungi Hidup Bayi atau Anak Manusia Sepanjang Hidupnya (Point Perlindungan KEDUA).
Kemudian pemahaman
selanjutnya adalah posisi titik, tempat atau cakra susunan darah putih di tubuh, dalam
hubungannya meningkatkan kekebalan serangan luar seperti berbagai
penyakit nyata/medis maupun gaib. Artinya titik/tempat/cakra berperan penting dalam Lemah Kuatnya Sistem IMUN setiap Anak Manusia. Jika batinnya terjalin kuat dengan saudaranya tersebut maka akan kuat juga kekebalannya, sebaliknya jika jauh/renggang, maka anak tersebut lemah kekebalan terhadap berbagai penyakit. Sering sakit-sakitan, kurang cerdas dan penghidupannya banyak aral.
Kebatinan Dayak tentang
Roh Pahari Epat atau Saudara 4 Kembar Gaib ini ada banyak versi tergantung aliran kepercayan dan keyakinan masing-masing suku dayak dan ternyata ada kemiripan dengan Sedulur Papat
Limo Pancer di Jawa (Kakang Kawah Adi Ari-ari Getih, Puser), Saudara Empat Suku Melayu
(Tubaniah, Tambuniah, Uriah, Camariah) dan kepercayaan sejenis dari suku-suku
lainnya di Nusantara bahkan dari Madagaskar sampai ke Pulau Paskah atau Suku Bangsa Budaya Penutur Austronesia. (Ok, pembahasan detail mungkin dilain waktu tentang hal ini), karena itu masalah bahasa adalah relatif, yang penting adalah tingkat Keyakinan dan Kepercayaan masing-masing individu terhadap Penguasa Seru Sekalian Alam.
Kembali kepada perlunya Peningkatan Sistem Imun, Kekebalan Anak Manusia ini adalah sesuatu yang sangat-sangat PENTING dalam menghadapi Pandemi COVID-19. Sistem Imun ini sangat diperlukan menghadapi serangan substansi asing yang terpapar ke tubuh dan responnya terhadap virus ataupun bakteri penyerang.
Diketahui respon imun itu terbagi menjadi 2 fase yaitu
respon imun alami (innate immunity) dan fase imun adaptif (adaptive immunity). Respon
imun alami akan terjadi diawal terpapar dan apabila sistem imun alami kuat,
tubuh tidak akan menderita sakit (fase pertama), tapi apabila tidak kuat maka
tubuh akan sakit/terinfeksi (fase kedua). Sel-sel tubuh yang bertugas dalam sistem
imun ini adalah kelompok sel-sel darah putih (leukosit).
Pengetahuan Titik atau Tempat Sel-Sel Darah Putih (Leukosit) di Tubuh Seorang Anak Manusia dalam Kebatinan Dayak ini sangat penting untuk mengetahui pintu masuk penyakit dan gerbang pertahanan setiap manusia. Posisi Lemah dan Kuat seseorang adalah bergantung kondisi titik tersebut. Pengetahuan, Pemahaman dan Kegunaannya akan memberikan semangat hidup dan sugesti batin secara psikologis dan sekaligus memotivasi positif hadapi serangan berbagai macam penyakit, bahkan menyembuhkan penyakit (Point Perlindungan KETIGA).
Adapun nama titik/tempat/posisi darah putih (leukosit) dalam luar tubuh menurut Kebatinan Dayak Ngaju-Oot Danum PASTI Diawali dengan Kata Vocal U berjumlah 7 titik yaitu: 1. Untek (Otak-Akal Budi), 2. Urung
(Hidung-Nafas), 3. Uyat (Tenggorokan-Perasa), 4. Usuk (Dada-Jantung/Hati/Empedu-Keyakinan), 5. Uti
(Kemaluan-Nafsu), 6. Utut (Lutut-Tenaga), 7. Upak (Kulit-Sekujur Tubuh).
Sebagai contoh, Penyakit Kusta, yang diserang adalah UPAK (Titik Darah Putih di Kulit), Penyakit AIDS, yang diserang adalah UTI (Titik Darah Putih di Kemaluan) dan Penyakit Covid-19, yang diserang adalah UYAT (Titik Darah Putih di Tenggorokan), Intinya : "Tempat-Tempat dari Titik Serang, itulah yang harus Diperkuat, Dibentengi, Dipagari agar Kuat, Kebal". Caranya sesuai dengan Keyakinan dan Kepercayaan Masing-masing. Demikian ulasan admin semoga bermanfaat. (Tabe, Rahayu, kulturdayak).
Komentar
Posting Komentar
Saran dan Pendapat Anda kami Tunggu